Senin, 18 Mei 2015

Morph, Morpheme, Allomoph


  
A.    Morph
Morph adalah bentuk fonetis dari morfem yag mempelajari unit bentuk, suara, dan simbol fonetik. Morph dibagi menjadi dua yaitu, leksikal dan gramatikal. Leksikal morph adalah morph yang menunjukkan secara langsung objek tindakan yang nyata. Contohnya: table, dog, walk, look, follow, etc.
Gramatikal morph adalah morph yang telah dimodifikasi makna leksikalnya dengan menambah elemen tertentu. Contoh: un-, -able, re-, -d, in-, -ent, -ly, -al, -ize, -a-, -tion, anti-, dis-, -ment, -ari-, -an, -ism
Contoh :
Kata disbelieve mempunyai simbol fonetic  /dIsbI’li:v/
morphs
Dis /dIs/
Believe /bI’li:v/
Jadi, setiap simbol fonetik dari morfem disebut morph.
B.     Morpheme
a.       Pengertian morpheme
Morpheme adalah bagian terkecil dari kata. Bagian terkecil tersebut ‘memiliki arti’. Misal, ‘Eat’ memiliki implikasi yang tidak sama dengan ‘Eats’.  Demikian juga dengan kata ‘un-like-ly’, dimana un dan ly memiliki makna dan implikasi linguistik tersendiri.
b.      Macam-macam morpheme
Di dalam bahasa Inggris morpheme dibagi menjadi 2, yaitu free morphemes (morfem bebas) dan bound morphemes (morfem terikat).
1.      Free morphemes adalah morfem yang bisa berdiri sendiri menjadi kata tanpa harus terikat/menempel pada morfem lain. Free morphemes mempunyai beberapa jenis dasar, yaitu verbs, nouns, adjectives, prepositions, dan lainnya. Contoh: study (verb), man (noun), kind (adj), on (prep). Free morphemes dibagi menjadi 2, yaitu lexical morphemes (open-class) dan functional morphemes (closed-class).
·         Lexical morphemes adalah morfem yang bisa berdiri sendiri dan itu bisa menyampaikan isi dari pesan yang kita sampaikan, dibagi menjadi 3, yaitu verbs, nouns dan adjectives.
Contoh: read (verb), baby (noun), cool (adj).
·         Functional morphemes adalah morfem yang bisa berdiri sendiri namun belum jelas isi yang akan disampaikan, dibagi menjadi 4, yaitu conjunctions, prepositions, articles, dan pronouns.
Contoh: but (conj), at (prep), the (artc), she (pronoun).
2.      Bound morphemes adalah morfem yang tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus terikat/menempel pada morfem lain. Bound morphemes dibagi menjadi 2, yaitu derivational morphemes dan inflectional morphemes.
·         Derivational morphemes adalah morfem yang jika diikatkan/ditempelkan pada morfem lain akan membentuk morfem/kata yang baru atau untuk membentuk kata dengan gramatika (lexeme) yang berbeda dari kata sebelumnya. Di dalam derivational ada 2 macam, yaitu bisa terdapat in the beginning of a word(prefixes) atau in the end of a word (suffixes), di dalam bahasa Indonesia kita biasa mengenalnya dengan sebutan imbuhan (affixes).
Contoh: kata beautiful (adj) diperoleh dari kata beauty (noun) yang mendapat tambahan morfem “ful” yang mengubah noun menjadi adjective. Nah dari alasan itu lah morfem “ful” termasuk ke dalam derivational morphemes yang suffix (berada di akhir kata) karena mengubah kata dari noun lexeme berubah menjadi adjective lexeme.
·         Inflectional morphemes adalah morfem yang diikatkan/ditempelkan pada morfem lain yang hanya untuk mengidentifikasi gramatikanya, bukan untuk menghasilkan kata baru atau membentuk kata dengan gramatika (lexeme) yang berbeda dari kata sebelumnya.
Contoh: kata books (noun) diperoleh dari kata book (noun), di sini book berubah menjadi books karena untuk menjelaskan bahwa buku itu jumlahnya banyak (plural), jadi tidak mengubah lexeme dari kata itu, karena kata book menjadi books tetap berada pada lexeme yang sama yaitu noun lexeme.
c.       Aturan pembentukan kata
Prefixes and suffixes biasanya punya persyaratan untuk jenis kata dasar yang bisa mereka tambahkan. Contohnya: akhiran –ness ditambahkan untuk kata benda.
a.       –ness on adjectives : redness, happiness, wholeness, commonness, niceness
 –ness on nouns : chairness, ideaness, giraffeness.
–ness on verbs : runness, wiggleness, yawnness.
b.      un- on adjectives : unhappy, uncommon, unkind, unserious.
un- on verbs : untie, untwist, undress, unsnap.
un- on nouns : unchair, unidea, ungiraffe.
·         Rule for –ness (first version) : Attach –ness to an adjective
Rule for un- (first version) : Attach un- to an adjective or to a verb.
·         Rule of –ness (second version) : -ness attaches to adjectives ‘X’ and produces nouns meaning ‘the quality of X’.
Rule for un- (second version) : un- attaches to adjectives meaning ‘X’ and produces adjectives meaning ‘not X’ 
·         Rule for negative un- (final version) : un- attaches to adjectives, preferably those with neutral or positive connotations, and creates negatives adjectives. It has no phonological restrictions.
c.       –ize on adjectives : civilize,finalize
 -ize on nouns        : hospitalize, animalize
 -ify on adjectives : purify, glorify
 -ify on nouns        : speechify, scarify
·         Rule for –ize (first version) : -ize attaches to adjectives or nouns that mean ‘X’ and produces verbs that mean ‘make/put into X’.
·         Rule for –ify (first version) : -ify attaches to adjectives or nouns that mean ‘X’ and produces verbs that mean ‘make/put into X’.
·         Rule for –ize (final version) : -ize attaches to adjectives or nouns of two or more syllables where the final syllable does not bear primary stress. For a base ‘X’ it produces verbs thatmean ‘make/put into X’.
C.     Allomorph
Bentuk yang berbeda dari suatu morfem disebut allomorph atau bisa juga disebut macam-macam bentuk varian dari morfem tentng bnyi dan simbol-simbol fonetik, tapi tidak mengubah makna. Ada tiga jenis allomoph, yaitu:
1.      Allomorph yang terbentuk dari article : an (sebelum vowels, ex : an elephant) and a (sebelum consonant, ex : a dog) keduanya memiliki satu makna, yaitu tunggal.
2.       Allomorph yang terbentuk dari morpheme past tense
/id/ after d,t : hated
/t/ after all other voiceless sounds : picked
/d/ after all other voiced sounds : wedged
/im/ before bilabial sounds : impossible
/il/ before consonant /l/ : illegal
/in/ elsewhere : independent
Beberapa allomorph dari awalan negatif in-
Pilihan alomorf ditentukan oleh morfem tertentu, bukan hanya dengan pengucapannya, ex : morpheme –sume diganti –sumpt- pada (consume = consumption)
3.      Lexical allomorph
Pilihan dari allomorph tidak dapat diprediksi, sehingga harus hafal pada kata dengan dasar kata tersebut, ex : ox –plural- oxen, sheep-plural- sheep.
Contoh:
Tiga alomorf yang berbeda
·         Cats /s/
·         Dogs/z/
·         Boxes/iz/
Satu alomorf
·         Disagreement /dis/
·         Discount /dis/
·         Disbelieve /dis/
Dua alomorf yang berbeda
·         Voiced /d/
·         Walked /t/
·         Stopped /t/
·         Kicked /t/
Jadi, alomorf adalah bentuk varian dari morfem tentang suara dan simbol fonetik tapi itu tidak mengubah makna. Alomorf memiliki berbeda dalam pengucapan dan ejaan sesuai dengan kondisi mereka. Ini berarti bahwa alomorf akan memiliki suara yang berbeda, pengucapan atau ejaan dalam kondisi yang berbeda.

5 komentar:

  1. bagus banget, sangat membantu

    BalasHapus
  2. Simple jelas padat. Sangat membantu kaka terimakasihhh penjelasanya

    BalasHapus
  3. Allomorph dan alomorf, morf dengan morph apakah sama atau berbeda?

    BalasHapus
  4. Sangat2 bermanfaat.. terima kasih banyak :'D

    BalasHapus