A. Morph
Morph adalah
bentuk fonetis dari morfem yag mempelajari unit bentuk, suara, dan simbol
fonetik. Morph dibagi menjadi dua yaitu, leksikal dan gramatikal. Leksikal
morph adalah morph yang menunjukkan secara langsung objek tindakan yang nyata.
Contohnya: table, dog, walk, look,
follow, etc.
Gramatikal morph
adalah morph yang telah dimodifikasi makna leksikalnya dengan menambah elemen
tertentu. Contoh: un-, -able, re-, -d,
in-, -ent, -ly, -al, -ize, -a-, -tion, anti-, dis-, -ment, -ari-, -an, -ism
Contoh :
Kata disbelieve mempunyai simbol fonetic /dIsbI’li:v/
morphs
Dis /dIs/
Believe /bI’li:v/
Jadi, setiap
simbol fonetik dari morfem disebut morph.
B. Morpheme
a. Pengertian morpheme
Morpheme adalah
bagian terkecil dari kata. Bagian terkecil tersebut ‘memiliki arti’. Misal,
‘Eat’ memiliki implikasi yang tidak sama dengan ‘Eats’. Demikian juga
dengan kata ‘un-like-ly’, dimana un dan
ly memiliki makna dan implikasi
linguistik tersendiri.
b. Macam-macam
morpheme
Di dalam bahasa Inggris morpheme
dibagi menjadi 2, yaitu free morphemes (morfem bebas) dan bound morphemes
(morfem terikat).
1. Free
morphemes adalah morfem yang bisa berdiri sendiri menjadi kata tanpa harus
terikat/menempel pada morfem lain. Free morphemes mempunyai beberapa jenis
dasar, yaitu verbs, nouns, adjectives, prepositions, dan lainnya. Contoh: study (verb), man (noun), kind (adj), on
(prep). Free morphemes dibagi menjadi 2, yaitu lexical morphemes
(open-class) dan functional morphemes (closed-class).
·
Lexical morphemes adalah morfem yang
bisa berdiri sendiri dan itu bisa menyampaikan isi dari pesan yang kita
sampaikan, dibagi menjadi 3, yaitu verbs, nouns dan adjectives.
Contoh: read (verb), baby (noun),
cool (adj).
·
Functional morphemes adalah morfem yang
bisa berdiri sendiri namun belum jelas isi yang akan disampaikan, dibagi
menjadi 4, yaitu conjunctions, prepositions, articles, dan pronouns.
Contoh: but (conj), at (prep), the
(artc), she (pronoun).
2. Bound
morphemes adalah morfem yang tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus
terikat/menempel pada morfem lain. Bound morphemes dibagi menjadi 2, yaitu
derivational morphemes dan inflectional morphemes.
·
Derivational morphemes adalah morfem
yang jika diikatkan/ditempelkan pada morfem lain akan membentuk morfem/kata
yang baru atau untuk membentuk kata dengan gramatika (lexeme) yang berbeda dari
kata sebelumnya. Di dalam derivational ada 2 macam, yaitu bisa terdapat in
the beginning of a word(prefixes) atau in the end of a word (suffixes),
di dalam bahasa Indonesia kita biasa mengenalnya dengan sebutan imbuhan
(affixes).
Contoh: kata beautiful (adj)
diperoleh dari kata beauty (noun) yang mendapat tambahan morfem “ful” yang
mengubah noun menjadi adjective. Nah dari alasan itu lah morfem “ful” termasuk
ke dalam derivational morphemes yang suffix (berada di akhir kata) karena
mengubah kata dari noun lexeme berubah menjadi adjective lexeme.
·
Inflectional morphemes adalah morfem
yang diikatkan/ditempelkan pada morfem lain yang hanya untuk mengidentifikasi
gramatikanya, bukan untuk menghasilkan kata baru atau membentuk kata dengan
gramatika (lexeme) yang berbeda dari kata sebelumnya.
Contoh: kata books (noun) diperoleh
dari kata book (noun), di sini book berubah menjadi books karena untuk menjelaskan
bahwa buku itu jumlahnya banyak (plural), jadi tidak mengubah lexeme dari kata
itu, karena kata book menjadi books tetap berada pada lexeme yang sama yaitu
noun lexeme.
c. Aturan pembentukan kata
Prefixes and suffixes biasanya punya persyaratan untuk
jenis kata dasar yang bisa mereka tambahkan. Contohnya: akhiran –ness ditambahkan
untuk kata benda.
a. –ness on
adjectives : redness, happiness, wholeness, commonness, niceness
–ness on nouns : chairness, ideaness,
giraffeness.
–ness on verbs : runness, wiggleness,
yawnness.
b. un- on
adjectives : unhappy, uncommon, unkind, unserious.
un- on verbs : untie, untwist,
undress, unsnap.
un- on nouns : unchair, unidea,
ungiraffe.
·
Rule for –ness (first version) : Attach –ness to an
adjective
Rule for un- (first version) :
Attach un- to an adjective or to a verb.
·
Rule of –ness (second version) : -ness attaches to
adjectives ‘X’ and produces nouns meaning ‘the quality of X’.
Rule for un- (second version) : un-
attaches to adjectives meaning ‘X’ and produces adjectives meaning ‘not
X’
·
Rule for negative un- (final version) : un- attaches
to adjectives, preferably those with neutral or positive connotations, and
creates negatives adjectives. It has no phonological restrictions.
c. –ize on
adjectives : civilize,finalize
-ize on nouns
: hospitalize, animalize
-ify on adjectives : purify,
glorify
-ify on
nouns : speechify, scarify
·
Rule for –ize (first version) : -ize attaches to
adjectives or nouns that mean ‘X’ and produces verbs that mean ‘make/put into X’.
·
Rule for –ify (first version) : -ify attaches to
adjectives or nouns that mean ‘X’ and produces verbs that mean ‘make/put into
X’.
·
Rule for –ize (final version) : -ize attaches to
adjectives or nouns of two or more syllables where the final syllable does not
bear primary stress. For a base ‘X’ it produces verbs thatmean ‘make/put into
X’.
C. Allomorph
Bentuk yang berbeda dari suatu morfem disebut allomorph atau bisa juga disebut macam-macam bentuk varian dari morfem tentng bnyi dan simbol-simbol fonetik, tapi tidak mengubah makna. Ada tiga jenis allomoph, yaitu:
Bentuk yang berbeda dari suatu morfem disebut allomorph atau bisa juga disebut macam-macam bentuk varian dari morfem tentng bnyi dan simbol-simbol fonetik, tapi tidak mengubah makna. Ada tiga jenis allomoph, yaitu:
1. Allomorph
yang terbentuk dari article : an (sebelum vowels, ex : an elephant) and a
(sebelum consonant, ex : a dog) keduanya memiliki satu makna, yaitu tunggal.
2. Allomorph yang terbentuk dari morpheme past
tense
/id/
after d,t : hated
/t/
after all other voiceless sounds : picked
/d/
after all other voiced sounds : wedged
/im/
before bilabial sounds : impossible
/il/
before consonant /l/ : illegal
/in/
elsewhere : independent
Beberapa allomorph dari awalan
negatif in-
Pilihan alomorf ditentukan oleh
morfem tertentu, bukan hanya dengan pengucapannya, ex : morpheme –sume diganti –sumpt- pada (consume = consumption)
3. Lexical
allomorph
Pilihan dari allomorph tidak dapat
diprediksi, sehingga harus hafal pada kata dengan dasar kata tersebut, ex : ox
–plural- oxen, sheep-plural- sheep.
Contoh:
Tiga alomorf yang berbeda
·
Cats /s/
·
Dogs/z/
·
Boxes/iz/
Satu alomorf
·
Disagreement /dis/
·
Discount /dis/
·
Disbelieve /dis/
Dua alomorf yang berbeda
·
Voiced /d/
·
Walked /t/
·
Stopped /t/
·
Kicked /t/
Jadi, alomorf adalah bentuk varian dari
morfem tentang suara dan simbol fonetik tapi itu tidak mengubah makna. Alomorf
memiliki berbeda dalam pengucapan dan ejaan sesuai dengan kondisi mereka. Ini
berarti bahwa alomorf akan memiliki suara yang berbeda, pengucapan atau ejaan
dalam kondisi yang berbeda.
Bagus kak...
BalasHapusbagus banget, sangat membantu
BalasHapusSimple jelas padat. Sangat membantu kaka terimakasihhh penjelasanya
BalasHapusAllomorph dan alomorf, morf dengan morph apakah sama atau berbeda?
BalasHapusSangat2 bermanfaat.. terima kasih banyak :'D
BalasHapus